Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar
dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan
jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang
bersangkutan.
Para pejalan kaki berada
pada posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka akan
memperlambat arus lalu lintas. Untuk itu diperlukan adanya usaha
untuk memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan
gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan trotoar.
Perlu tidaknya trotoar
dapat diidentifikasikan oleh volume para pejalan kaki yang berjalan dijalan,
tingkat kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan kaki dan
pengaduan/permintaan masyarakat.
Berikut adalah trotoar yang berkeselamatan :
- Trotoar yang dipisahkan oleh lahan hijau
Pejalan
kaki akan lebih aman jika desain trotoar tersebut dipisahkan oleh lahan hijau.
Selain itu kesan asri juga akan nampak jika banyak pohon di sisi –sisi trotoar.
Tidak boleh ketinggalan, trotoar tersebut harus dilengkapi drainase untuk
memperlancar aliran air.
- Trotoar yang disamakan dengan permukaan jalan
Sebagian
orang akan mengatakan bahwa trotoar yang tidak ditinggikan akan menyebabkan
keselamatan pejalan kaki berkurang. Sebenarnya itu tidak pasti. Disesuaikan
saja dengan lahan dan bagaimana kondisi kota tersebut. Jika lahan yang
digunakan masih banyak dan kondisi atau karakter masyarakat di kota tersebut
baik maka tidak mungkin keselamatan pejalan kaki akan tercipta meskipun
trotroar tersebut rata dengan permukaan jalan.
Justru
dengan ditinggikan malah menyebabkan pejalan lebih sering letih ketika
berjalan.
Untuk
menjamin keselamatan lagi, bisa ditambah bullet pada sisi trotoar yang dekat
dengan jalan.
- Trotoar dengan fasilitas penyandang cacat
Hal
yang sering dilupakan ketika mendesign sebuah trotoar adalah tidak adanya
fasilitas untuk penyandang cacat. Meskipun kaum minoritas, namun fasilitas
tersebut tetap mutlak untuk diwujudkan sebab dengan seperti itu maka akan
memberikan kesempatan bagi penyandang cacat lebih mandiri dan tentunya lebih safety.
Kebanyakan
trotoar di Indonesia tidak sesuai dengan aturan yang ada. Baik tinggi yang
berlebihan, lebar tidak sesuai, dsb. Hal ini dikarenakan lahan di Indonesia
sendiri yang kurang atau bahkan tidak ada. Selain itu, kondisi trotoar di
Indonesia yang sangat buruk, tidak ergonomis dan cenderung tidak digunakan oleh
masyarakat. Trotoar di Indonesia justru dimanfaatkan oleh pedagang kaki lima
untuk berjualan.
Jika
ditinjau lebih lanjut mengapa keadaan trotoar di negara tetangga seperti
Singapura jauh lebih baik kondisinya dan sesuai peruntukkannya ? padahal kita
ketahui bahwa luas lahan Singapura sendiri tidak lebih dari luas lahan di
Ibukota.
Secara
kasat mata kita mengakui bahwa trotoar di Singapura jauh lebih baik dari
Indonesia.
Dengan
segala kekurangan yang ada, seperti lahan yang kurang memadai, SDM yang lebih
sedikit dibanding Indonesia, mengapa Singapura mampu menjadikan kota – kota nya
menjadi kota yang humanis ? hal ini dikarenakan masyarakat Singapura memiliki
peradaban yang tinggi jika dibandingkan Indonesia.
Kalo Singapura bisa kenapa kita tidak ???