A. Tujuan
1. Memahami
dasar hukum program kampanye keselamatan jalan
2. Mengerti
dan memahami tujuan dilakukannya kampanye keselamatan jalan
B. Dasar
hukum
1. Undang-undang
No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas angkutan jalan
a. Menimbang
poin (a) dan (b)
b. Bab
1 pasal 1 (31)
c. Pasal
203 (2) huruf a
2. Instruksi
presiden RI No. 4 tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan
Terdapat pada pilar ke 4
yaitu “Perilaku Pengguna Jalan Yang Berkeselamatan” yang berfokus pada
pendidikan formal keselamatan jalan dan
kampanye keselamatan jalan
C. Definisi
kampanye
1. Leslie B. Snyder (2002): kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi
yang terorganisasi, secara langsung ditujukan kepada khalayak tertentu, pada
periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Rogers dan Storey (1987): kampanye sebagi serangkaian kegiatan komunikasi yang
terorganiasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian
besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu.
3. Glosari
grafis, kampanye merupakan rangkaian iklan dan berhubungan dengan usaha
perancangan untuk menampilkan dan memperkenalkan sebuah ide penjualan atau jasa
dalam jangka waktu yang teratur.
4. Menurut
Ostergaard kampanye adalah sebuah rancangan program kampanye untuk perubahan
sosial yang tidak didukung oleh temuan-temuan ilmiah tidak layak untuk
dilaksanakan.
5. Sweeney,
kampanye Seperti sebuah perjalanan, yang dimulai dari satu titik, dan berakhir
pada titik yang lain. Untuk sampai pada titik tujuan maka orang harus bergerak
ke arah yang tepat.
6. Kamus
Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, kampanye diartikan sebagai
gerakan atau tindakan serentak untuk melawan, mengadakan aksi, mengubah
keadaan, mengubah perilaku dan lain-lain.
7. Rajasundarman,
kampanye diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda
secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk
mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya.
D. Kampanye
Keselamatan Jalan adalah :
1. Sebuah
wujud tindakan komunikan yang digunakan
untuk menyebarluaskan informasi – informasi mengenai keselamatan jalan /
pentingnya keselamatan jalan bagi mereka hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran / kepedulian terhadap keselamatn jalan.
2. Kegiatan
bersama (kemitraan antara polisis dengan stakeholder) sebagai bentuk keiatan
prefentif untuk menumbuhkembangkan kesadaran lalu lintas.
3. Program
yang harus dilaksanakan secara terus menerus,dan masyarakat harus terus
diingatkan dan disegarkan kembali tentang peraturan perundangan yang terkait
dengan lalu lintas dan resiko yang mereka dapatkan bila melakukan pelanggaran
lalu lintas.
E. Karakteristik
Kampanye Keselamatan Jalan
1. Bertujuan
untuk menciptakan pengetahuan, pengertian, pemahaman, kesadaran, minat, dan
dukungan dari berbagai pihak,
2. Bermaksud
mengajak untuk mematuhi aturan berlalu lintas
3. Bersifat
persuasif
4. Massa
seluruh kalangan masyarakat utamanya pengguna jalan
5. Berwawasan
nasional
6. Tidak
bermuatan politik, agama
7. Non
komersil
8. Diperuntukkan
bagi semua lapisan masyarakat
9. Diajukan
oleh organisasi yang telah diakui dan diterima
10. Dapat
diiklankan
11. Berdampak
positif dan kepentingan tinggi
F. Model
kampanye
1. Model
komponensial kampanye
Pesan-pesan disampaikan di berbagai saluran komunikasi seperti media massa,
media tradisional atau saluran personal. Dan mendapatkan Umpan balik untuk mengukur efektifitas kampanye dapat
muncul dari pesan itu sendiri, saluran yang digunakan atau respon penerima.
Sumber dapat mengidentifikasi
potensi gangguan pada semua komponen kampanye yang ada.
2. Model Kampanye Ostegaard
oleh Leon ostegaard
Tahapan model kampanye
ostegaard oleh leon ostegaard
·
Sikap
secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh perubahan dalam tataran
pengetahuan dan ketrampilan, seketika maupun bertahap. Seandainya bertentangan dengan
sikap yang telah mantap, maka perubahan tidak muncul.
·
Tahap
terakhir dari model adalah tahap evaluasi pada penanggulangan masalah. Tahap
ini disebut juga tahap pasca kampanye.
·
Evaluasi
diarahkan pada keefektifan kampanye dalam menghilangkan atau mengurangi masalah
seperti yang telah diidentifikasikan pada tahap prakampanye.
3. Model
oleh
Larson, 1993
Model Perkembangan Lima Tahap Fungsional oleh Larson, 1993
·
Diterapkan
pada candicate oriented campaigns, product oriented campaigns atau
cause or idea oriented campaigns. Fokus model ini
adalah pada tahapan kegiatan kampanye, bukan pada proses pertukaran pesan.
Tahap kegiatan meliputi
identifikasi, legimatisasi, partisipasi, penetrasi dan distribusi.
·
Tahap
identifikasi merupakan tahap penciptaan identitas kampanye yang dengan mudah
dapat dikenali khalayak. Identitas dengan penggunaan simbol, warna, lagu atau jingle,
seragam dan slogan.
·
Legitimasi:
Dalam kampanye politik diperoleh ketika seseorang telah masuk dalam daftar
kandidat anggota legislatif. Legitimasi
mereka bisa efektif digunakan dan dipertahankan sejauh mereka dianggap
capabel dan tidak menyalahgunakan jabatan. Dalam kampanye produk, legitimasi ditunjukkan melalui
testimoni atau pengakuan konsumen tentang keunggulan produk tertentu.
·
Tahap
ketiga: partisipasi yang bersifat nyata atau simbolik. Partisipasi nyata
ditunjukkan oleh keterlibatan orang-orang dalam menyebarkan pamflet, brosur
atau poster, menghadiri demonstrasi yang diselenggarakan sebuah lembaga swadaya
masyarakat atau memberikan sumbangan untuk perjuangan partai.
·
Tahap 4 penertrasi : Pada tahap ini seorang kandidat, sebuah produk atau
sebuah gagasan telah hadir dan mendapat tempat di hati masyarakat. Sebuah
produk telah menguasai sekian persen dari pangsa pasar yang ada.
Seorang juru kampanye telah
berhasil menarik simpati masyarakat dan meyakinkan mereka bahwa ia adalah
kandidat terbaik dari sekian yang ada. Sebuah kampanye yang ditujukan untuk menentang
kebijakan pemerintah mendapat liputan media massa secara luas dan mendapat
tanggapan serius pemerintah dengan membuka dialog untuk mencari jalan keluar
terbaik.
·
Tahap 5 distribusi : Tahap pembuktian, pada tahap ini tujuan kampanye pada
umumnya telah tercapai. Kandidat politik telah mendapatkan kekuasaan yang
mereka cari, sebuah produk sudah dibeli masyarakat atau kampanye kenaikan harga
tarif tol telah disetujui pemerintah. Tinggal sekarang bagaimana mereka membuktikan
janji-janji mereka saat kampanye. Bila gagal melakukan akibatnya akan fatal
bagi kelangsungan jabatan, produk atau gagasan yang telah diterima masyarakat.
4. Model
difusi inovasi
·
Tahap
I: tahap Informasi : terpaan yang bertubi-tubi dan dikemas dalam bentuk pesan
yang menarik akan menimbulkan rasa ingin tahu khalayak tentang produk dan
gagasan tersebut.
·
Tahap
kedua: persuasion terjadi ketika khalayak tergerak mencari tahu dan produk
tersebut menarik minat mereka.
·
Tahap
selanjutnya yang ketiga adalah membuat keputusan untuk mencoba yang didahului
oleh proses menimbang tentang berbagai aspek produk tersebut. Tahap ini orang
akan mengambil tindakan dengan cara mencoba produk tersebut.
·
Tahap
keempat konfirmasi atau reevaluasi: bila orang telah mencoba produk atau
gagasan yang ditawarkan. Tahap ini menempati posisi yang strategis karena akan
menentukan apakah seseorang akan menjadi pengguna yang loyal atau sebaliknya.
·
Tidak
semua tahapan yang ada akan dilalui khalayak, bahkan bisa saja berhenti pada
tahap pertama.
5. Model
Kampanye
Notwak dan Warneryd
Tujuan
elemen kampanye
1. Intendend effect (efek yang diharapkan). Efek yang hendak dicapai harus
dirumuskan dengan jelas.
2. Competiting communication (persaingan komunikasi). Perlu diperhitungkan potensi
gangguan dari kampanye yang bertolak belakang (counter campaign).
3. Communication object (objek komunikasi) Biasanya dipusatkan pada satu hal
saja, karena untuk objek yang berbeda menghendaki metode komunikasi yang
berbeda.
4. 4. Target population & receiving
group (populasi target dan kelompok penerima). Dapat diklasifikasikan
menurut sulit atau mudahnya mereka dijangkau pesan kampanye.
5. 5. The Channel (saluran) penggunaannya
tergantung karakteristik kelompok penerima dan jenis pesan kampanye. Media
dapat menjangkau seluruh kelompok , namun bila tujuannya adalah mempengaruhi
perilaku maka akan lebih efektif bila dilakukan melalui saluran antarpribadi.
6. 6. The message. Pesan dibentuk sesuai dengan
karakteristik kelompok yang menerimanya. Pesan dibagi 3 fungsi: menumbuhkan
kesadaran, mempengaruhi serta memperteguh dan meyakinkan penerima pesan bahwa
pilihan atau tindakan mereka adalah benar.
7. 7. The communicator/sender dapat dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu. Harus memiliki kredibilitas di mata penerima
pesannya.
8. 8. The obtained (Efek yang yang
dicapai). Efek kampanye meliputi efek kognitif (perhatian, peningkatan
pengetahuan dan kesadaran), afektif (berhubungan dengan perasaan, mood dan
sikap) dan konatif (keputusan bertindak dan penerapan).
G. Contoh
Kampanye Keselamatan Jalan
Sasaran
kampanye keselamatan jalan ini adalah pengguna jalan yang akan melintasi
perlintasan Kereta Api.
Tujuan
kampanye, antara lain :
1. Meningkatkan
kesadaran masyarakat akan bahaya menerobos palang pintu Kereta Api
2. Meningkatkan
keselamatan di perlintasan Kereta Api
3. Mengurangi
jumlah korban akibat kecelakaan di perlintasan Kereta Api.
Kelebihan
|
Kekurangan
|
•
Lebih mudah mengumpulkan massa
•
Bersifat tidak memaksa
|
•
Kurang efektif dalam penyampaian kampanye
•
Kurangnya waktu untuk berkampanye kepada massa
•
Kurangnya hiburan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar