Aku......
Ketika tahu apa yang namanya cinta, aku tidak akan menuntut dia memberikan balasan.
Mengapa? Alasannya dua. Pertama, karena cinta itu tidak menuntut. Kedua, karena
cinta tidak menuntut, cinta hanya mengharapkan. Aku hanya menunggu, walau
kadang tahu penantian bakal sia-sia.
Aku akan tetap memperhatikannya, walau tahu dia memperhatikan orang lain.
Tetap memandangnya, walau tahu di bola matanya ada sosok lain yang didamba.
Karena cinta berada di kasta paling tinggi, tidak heran tantangannya juga
sangat besar.
Aku yang mulai mengerti cinta, berarti juga mengerti ketika seseorang
menjadi duniaku. Seakan-akan, dia jadi gravitasi yang selalu membuatku jatuh
berulang-ulang. Walau ada rasa sakit, tapi aku indahkan karena dialah yang
menjadi pusat duniaku.
Tuhanku, aku ingin perasaan ini hilang sama sekali. Buang jauh-jauh
perasaan ini agar aku bisa lebih mengerti diriku sendiri. Jangan biarkan aku
jatuh cinta pada siapapun. Aku tidak ingin cinta hadir lagi untuk beberapa saat
ini. Tuhan, aku tahu Kau tidak akan mengabulkannya, karena bahkan aku saja
tidak bisa menghentikan perasaan yang melanda diriku saat ini. Aku bingung dan
merasa aneh dengan semua perasaan nyaman ini. Apa karena dia menjejalkan memori
baru ke dalam otakku, sehingga cerita yang lalu sedikit demi sedikit terhapus?
Aku tidak ingin mengingat itu sama sekali, benar-benar tidak ingin. Tapi,
seorang teman pernah berkata padaku, "bukan orang itu yang kamu rindui,
tapi cerita bersama dia yang tidak bisa kamu lupakan. Mungkin dengan cara
mencari penggantinya aku bisa menggantikan cerita itu dengan cerita yang lebih indah
lagi, hingga akhirnya aku bisa melupakan dia tanpa harus sakit ketika mengenang
dia kembali".
Tuhan, salahkah perasaan ini? Sepertinya tidak. Cinta mulai menyelimuti
pintu hatiku. Mengetuknya perlahan, sangat perlahan hingga aku sendiri tidak
sadar jika cinta sudah mulai mendapatkan kunci hatiku lagi. Hanya tinggal
menunggu waktu agar pintu hati itu terbuka lebar lagi dan lunturlah semua egoku
akan ketidakpercayaan yang berlebihan. Sakit menahan perasaan ini. Aku tidak
ingin mencintainya, tapi........
Ohh, Tuhan, cerita macam apalagi yang akan Kau rancang untukku?
Untuk sekadar menyukainya saja aku tidak mampu. Aku masih bertahan dengan
hatiku yang beku ini, bertahan dengan pikiranku. Apapun itu nantinya aku ingin
dia memahami, bukan hanya sekedar tahu dan melihat dari luar. Aku tidak
mengharapkan apa pun dari dia, karena aku tahu jika aku berharap sesuatu yang
buruk akan terjadi. Mungkin yang lain sudah lebih dulu jatuh cinta padanya. Aku
bisa menyusul gadis itu, tapi aku sadar semua tidak segampang dan semudah itu.
Cinta bukan lagi main-main bagiku sekarang. Cinta bukan hanya sekedar saling
memberi. Jangan pikirkan itu, terlalu rumit, hanya aku yang bisa merasakannya.
Tuhan tahu yang terbaik. Jika ini buruk, aku ingin segera ditinggalkan tanpa
menimbulkan rasa sakit dipihak manapun. Pihak yang menyukai dia dan mencintai
dia sekalipun. Ini bukan hanya tentang aku dan dia, tapi selalu ada
orang-orang dibalik layar. Hanya waktu yang akan memberikan jawaban
nantinya. Semoga kepedihan ini bisa terbalut dengan kegembiraan.
Karena...
BAHAGIA ITU PILIHAN J